Rabu, 26 Oktober 2011

Cerita Mimpi



Malam itu penuh dengan keindahan, bagaimana tidak??? aku berada disebuah taman dengan segala keanggunan cahaya disana. Bunga terlihat dimana-mana, Kerlap kerlip kunang-kunang menyapaku lembut, berseliweran seolah mengajak ku bermain. Ada sebuah jembatan kecil penghubung ditaman itu yang dibawahnya mengalir kolam kecil dan terdengar suara gemericik air. Aku memandanginya dengan takjub dari gazebo tempat aku berada. Bahkan bintang pun nampak sangat bercahaya malam itu. Ahh…rasanya baru kali pertama aku berada di tempat seindah itu. Sungguh…aku tak pernah melihat tempat seindah itu selama aku hidup…

Bersama dengan laptop ku, aku menjelajah dunia maya dan merangkai kata dalam tulisan disana. Dalam suasana seperti itu, tentu aku tak ingin melewatkan waktu untuk menuliskan bagaiman suasana hati ku saat itu ke dalam laptop. Kebahagiaan membuncah dalam hati seperti nampak bunga yang tengah mekar. Teman…aku tidak sedang membual, sungguh. Inilah yang aku rasakan saat itu… Aku terus saja menulis dengan laptop kesayangan ku, sambil menjelajah dunia maya yang tak berbatas. Namun, kekagetan ku sungguh sangat membuat mata terbelalak saat melihat beberapa baris kalimat. Nampaknya memang dunia maya itu tak memiliki sekat. Entah mengapa, rasanya beberapa baris kalimat itu memang tertuju untuk ku. Penulisnya seolah sedang berbicara pada ku. Sungguh anggun rangkaian kata itu ku baca, nampak tegar sekali walau terkesan ada keraguan didalamnya. Terasa bercapur aduk antara keyakinan dan kekhawatiran. Ah…aku mulai bingung dengan inti dari tulisan itu…apa maksud sebenarnya dari tulisan itu?

Dalam kebingungan dan penuh dengan terkaan aku bangkit dan berjalan pelan…pelan sekali keluar dari gazebo menuju jembatan kecil yang dibawahnya terlihat kolam seperti sungai mungil itu. Aku berdiri disana berpikir sambil memandangi kolam yang berada dibawah jembatan…

Berpikir penat “Ahh…aku bukanlah orang sastra yang tidak paham kata-kata mutira” kata ku dalam hati

Saat aku tenggelam dalam pikiran ku sendiri, tiba-tiba seseorang datang menghampiri ku. Suara langkahnya tiba-tiba terdengar dan berhenti tepat disebelah ku. Terhenyak sesaat dan tanpa instruksi apapun kepala ku pun segera menoleh kearahnya. Betapa lebih terkejutnya aku, ternyata orang yang berada dihadapan ku saat itu adalah penulis dari tulisan yang baru saja selesai ku baca. Berdiri tegap dihadapan ku bersama dengan orang yang sangat dikasihinya. Suasana malam itu tiba-tiba terasa hening karena semua memilih diam seribu bahasa tanpa ada satu kata pun yang keluar…

Tiba-tiba …. aku kaget…ya, aku kaget kemudian aku terbangun dari istirahatku…

”Astaghfirullahaladzim…mimpi” …

Dengan segera ku raih Hp ku untuk melihat pukul berapa pagi itu yang ternyata 02.45. dengan segera aku bangkit dari tidur ku, duduk sebentar di atas kasur dan berpikir mimpi yang baru saja aku alami. Hanya pemandangan indah itu dan kejadian terakhir sebelum akhirnya aku terbangun. Bahkan aku tak bisa mengingat persis beberapa kalimat tulisan yang aku baca, yang aku ingat hanya ada angka 25 disana…

Malam ku lanjutkan dengan mendirikan Qiyamulail untuk kembali bercerita pada Sang Khalik, melakukan ritual keindahan dimana aku akan merasakan kedekatan dengan-Nya.

Keesokan paginya, saat nyawa ku sudah terkumpul sempurna. Aku mengingat-ngingat kembali apa yang aku lakukan sebelum tidur. Karena rasanya mimpi itu bisa sangat dipengaruhi dari apa yang kita lakukan sebelum tidur atau bahkan aktvitas seharian. Rasanya, tidak ada yang tidak biasa selama seharian itu. Kecuali hanya pada saat sebelum tidur aku berulang-ulang memutar, melihat dan mendengarkan nasyid. Aku putar berulang-ulang hingga akhirnya mata terasa bengkak dan berat hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidur. Dan aku pastikan kualitas tidur ku malam itu sangat baik. Rasanya ini kali pertama aku memiliki mimpi yang begitu berkesan dan terasa sangat berbeda dengan segala keindahan dan pertanyaan yang ku temui di dalamnya di awal bulan lalu…

Jumat, 21 Oktober 2011

Sayap Impian

Jikalah angan itu tetap menggantung, tak kan pernah ku sesali berapa banyak energi yang telah ku keluarkan untuk melompat setinggi mungkin untuk menggapainya…

Jikalah pada akhirnya mimpi itu tak menjadi nyata, tak pernah ku sesali atas apapun yang telah ku upayakan untuk menampakannya dihadapan ku…

Jikalah pada akhirnya harapan itu tetaplah berada tenang dalam pusaranya, tak pernah ku sesali atas kemauanku tetap membiarkannya berada disana…



Jikalah…ada sesuatu hal yang membuat kita saat ini, detik ini masih ingin bergerak dengan jiwa yang dipenuhi semangat luar biasa maka tak lain itu dikarenakan mereka yang ku sebut mimpi, asa, cita-cita, atau apalah sebutan lainnya.

Setiap orang berhak memilikinya. Bahkan dengannya terkadang hidup akan lebih berwarna. Walau entah apa pada akhirnya, bagaimana ujung perjalanannya yang jelas bersama mereka semangat itu akan tetap ada untuk menapaki dan menjalani setiap episode kehidupan ini. Dan terkadang anehnya walau keberadaannya pada masa depan belum diketahui dengan pasti, mereka adalah salah satu hal yang pada akhirnya mampu membangkitkan semangat dan menumbuhkan buncahan energi pada diri untuk tetap berjalan.

Tak mampu mengelak bahkan untuk membohongi diri saja tak bisa, berjalan terlalu lama dengan mereka yang tak jua berwujud nyata dapat membuat jiwa, hati dan raga merasa lelah. Disaat sayap kita tak jua mampu menahan kencangnya angin, terlalu lemah untuk tetap bertahan ada diatas sana untuk meraihnya mengapa kita tak mencoba untuk beristirahat sejenak. Beristirahat yang bukan berarti berhenti atau beristirahat yang bukan berarti menyerah untuk selamanya.

Semakin tinggi asa itu menggantung tentu akan semakin kencang angin yang harus dihadapi. Ketika keegoisan diri tetap memaksa untuk mengambilnya dalam kondisi diri yang tidak siap, maka tentu akan dipastikan lelah akan semakin terasa dan beratnya beban akan mengikis kepercayaan diri untuk menggapainya.

Disisi lain, terkadang kita melupakan seberapa tinggi posisi kita saat ini. Terkadang kita terlalu berfokus pada ketinggian tertentu dengan tidak memperhatikan ketinggian yang telah dicapai saat ini. Maka, mengapa tidak kita mencoba kembali melihat sejenak sudah seberapa ketinggian yang kita capai saat ini. Lihatlah…ternyata ketinggian saat ini bukanlah hal biasa bagi orang lain. Mereka, mereka yang belum mencapai diketinggian kita saat ini tentu akan merasa bahwa diri kita adalah salah satu orang yang beruntung. Ah…ternyata…bisa jadi kita lupa untuk mensyukurinya…Astaghfirullah…

Tentu puncak tertinggilah yang ingin kita capai, namun bisa jadi puncak itu bukanlah satu-satu nya puncak yang membuat kita menjadi bahagia. Pahamilah bahwa kebahagian seseorang tidaklah dapat ditentukan oleh tingginya puncak yang ingin atau telah dicapai olehnya. Karena sebuah kebahagiaan itu berada dalam hati, dan hanya hati yang mampu merasakannya. Kedamaian dan kebahagiaan terkadang tak mengenal tingginya asa, harapan atau cita-cita. Hati memiliki caranya sendiri untuk mendeteksi kebahagiaan itu yang bahkan terkadang tak mampu dideteksi dengan sebuah logika.

Mengapa kita tidak mencoba melihat ke arah lain, arah yang mungkin memang tidak menjadi obsesi besar dalam hidup, yang bisa jadi ketinggiannya tidak terlalu sulit untuk dicapai. Walau itu bukanlah obsesi terbesar, mengapa tidak juga dicoba untuk diraih? Padahal dengan mendapatkannya, hati kita sudah mampu mendeteksi sebuah kebahagiaan. Kebahagiaan yang bisa membuat kita bisa berstirahat disana. Buatlah diri bahagia disana, ditempat itu hingga kepakan sayap-sayap itu kembali kuat untuk menghadapi kencangnya angin, teriknya matahari bahkan lebatnya hujan dalam menggapai puncak tertinggi apa yang menjadi impian kita.

Namun….jikalah pada akhirnya mereka yang ku sebut mimpi, asa, angan atau apalah sebutannya yang berada pada puncak tertinggi tidak akan pernah ada atau hadir untuk kita. Maka bisa jadi pada akhirnya memang harus dilepaskan, tak perlu disesalkan karena hati kita tetap mampu merasakan kebahagiaan dari puncak mimpi yang lain, tempat yang tidak hanya berasal dari satu titik saja. Ingatlah bahwa kebahagiaan itu tidak terletak pada satu tempat tertentu dan hanya hatilah yang mampu mendeteksi keberadaannya.

Oleh karena itu, tak perlu ada rasa penyesalan karena satu hal yang tidak tercapai jika masih banyak hal lain yang mampu diraih dengan perasaan bahagia dan rasa syukur yang berlimpah…

Duhai Hati

Duhai hati
bersabarlah dikau pada saat ini
bersabarkah dikau dgn ujian ini
bersabarlah dikau dgn onak duri
kerna ujian dan onak itu hanya di sisi buat hat ini

Duhai hati
akan sampai satu masa nanti
dikau merasai nikmat2 dlm kehidupan ini
dikau kan merasa keindahan dlm kehidupan ini

Duhai hati
yakinlah Allah mengetahui apa yg terpendam di sisi
yakinlah Allah memahami apa yg menjadi kemahuan di sisi
yakinlah Allah mengganjari pengorbanan diri
yakinlah akan ada bahagia selepas ini

duhai hati
bersabarlah dlm ujian ini
walau ia terlalu perit di sisi
namun hakikatnya bahagia telah menanti
menanti diri yg bersusah dlm kehidupan ini

duhai hati
sabarlah dlm kehidupan ini
kerna satu ketika nanti kau kan nikmati hidup ini
kau kan nikmati bahagia di sini dan di sana nanti
namun kau mesti tabahkan hati ini

Separuh Sayap....

Pengalaman hidup benar-benar mengajarkanku untuk ikhlas dan sadar bahwa kita jauh dari sempurna, bahwa kita adalah burung dengan separuh sayap, yang membutuhkan bantuan sayap yang lain untuk membuat kita tetap berusaha menjadi yang lebih baik, arogan banget kalo kita ngerasa bahwa kita telah kaya dengan sayap indah kita…. Aku belajar…. tetap berupaya… Ya Allah, lindungi aku dalam setiap nafas dan langkahku...

Ku Pinang Engkau denga Al-Qur'an..

Suatu hari datanglah seorang perempuan kepada Rasulullah dan berkata,

"Ya Rasulullah...Aku menghibahkan diriku untuk mu..."

Rasulullah pun melihatnya, dan menganggukan - anggukan kepalanya.Tapi,Rasulullah kembali duduk.Rupanya tidak ada hasrat di hatinya untuk menikahi perempuan itu.

Tiba-tiba salah satu sahabat berdiri dan berkata,
"Ya Rasulullah........jika engkau tidak berhasrat menikahinya,maka nikahkanlah aku dengannya...."
Lalu Rasulullah berkata pada lelaki itu,

"Apa yang kau punya untuk meminangnya..?"

"Aku tidak punya apa-apa ya Rasulullah" jawab lelaki itu.

Kata Rasulullah,

"pulanglah pada keluarga mu...lihatlah...Apakah ada yg bisa engkau gunakan sebagai mahar disana"

Laki - laki itu pun pulang. lalu dia kembali lagi dan berkata,

"Demi Allah...Aku tidak mendapati apa pun untuk mahar"

Kata Rasulullah,

"Lihatlah..walaupun hanya cincin dari besi.."

Lelaki itu pun kembali pulang. Lalu dia kembali dan berkata,

"Demi Allah...Aku juga tidak mendapatinya. Tapi aku punya kain, Ya Rasulullah..."

"Apa yg bisa kau lakukan dengan kain itu..? jika kau memakainya, maka istrimu tidak bisa memakainya, dan jika istrimu memakainya, kau tidak bisa memakainya." Kata Rasul.

Lelaki itu pun kembali duduk. dan tetap duduk hingga majlis selesa.Lelaki itu pun tampak amat sedih...lalu,Rasulullah memanggilnya dan berkata pada lelaki itu,

"Apa yg kau punya dari Al-Qur'an..?"

"Ya Rasulullah...Aku hafal surat ini dan surat ini" jawab lelaki itu.

Rasulullah pun berkata,

"kalau begitu, Aku nikahkan kau denganya, Dengan mahar ayat Al-Qur'an yang kau punya"

Subhanallah....
akhirnya laki-laki itu pin menikah dengan Ayat-ayat Al-Qur'an yg di hafalnya, sebagai mahar pinangannya......


Al-Qur'an........

Mahar pinangan yg suci..
Manis..
Indah...
Syahdu..
dan..
Mengesankan..!

Mahar Al-Qur'an jauh lebih berharga dari pada uang semilyar...
dari pada mobil mewah.....
dari pada rumah megah...
dari pada emas yang berlimpah ruah...
karena Al-Qur'an adalah kalam ilahi...
wahyu Allah nan suci...


Maka siapakah yg tidak mau dipinang dengan lantunan Ayat-ayat suci..?
ya Rabb...
smoga nanti Aku dapat meminangnya dengan Al-Qur'an........
.....:)

Perbincangan Allah dengan Malaikat Jibril

Inilah Sabda Rasulullah yang menceritakan tentang perbincangan Allah dengan malaikat Jibril :



“Sesungguhnya allah memiliki malaikat-malaikat yang berkeliling dijalanan, mencari orang-orang yang berzikir. Jika menemukan orang-orang yang berzikir mengingat Allah, para malaikat itu berkata, “Silakan minta apa yang kalian perlukan.”. Lalu malaikat tadi menaungi mereka dengan sayap-sayapnya. Allah kemudian bertanya, dan Allah swt sebenarnya Maha Tahu apa yang dilihat malaikat,

“Apa yang dikatakan hamba-hambaku?”
Malaikat menjawab “Mereka bertasbih, bertakbir dan bertahmid kepada-Mu. Mereka juga mengagungkan-Mu.”
Allah bertanya, “Apakah mereka melihat-Ku?”
Malaikat menjawab “Tidak, demi Allah merema tidak melihat-Mu.”
Allah bertanya, “Bagaimana jika mereka melihat-Ku?”
Malaikat menjawab, “Andai mereka melihat-Mu tentulah mereka akan lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada-Mu, lebih banyak bertasbih dan lebih banyak bertahmid.”
Allah bertanya, “Apa yang mereka minta dari Ku?”
Malaikat menjawab, “ Mereka meminta Surga dari-Mu.”
Allah bertanya, “Apakah mereka telah melihat surga?”
Malaikat menjawab “Tidak. Demi Allah mereka tidak melihat surga.”
Allah bertanya, “Bagaimana jika mereka melihat Surga?”
Malaikat menjawab, “Mereka akan lebih bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya dan semakin merindukannya.”
Allah bertanya, “Lalu dari apa mereka meminta perlindungan kepada-Ku?”
Malaikat menjawab, “Mereka minta perlindungan kepada-Mu dari neraka.”
Allah bertanya, “Apakah mereka melihatnya?”
Malaikat menjawab, “Tidak…demi Allah mereka tidak melihatnya.”
Allah bertanya, “Bagaimana jika mereka melihatnya?”
Malaikat menjawab, “Andai mereka melihat, mereka akan lebih menjauhi dan akan semakin merasa takut.”
Allah lalu berkata, “Kalian sebagai saksi, bahwa aku telah mengampuni mereka.”
….( H.R Bukhari dan Muslim)

Children in Angkot

Lama jrang naik angkot.
Skalinya naik angkot di prtmukan degan 2 anak kecil serta pngasuhnya.

2 anak ini terlihat proaktif,sehingga banyak menarik prhatian para penumpang.

sekilas mndengar percakpan mereka. Ternyata 2anak ini sedang bermain tebak-bebakn.
Kata si adek kekakanya, apa bedanya motor jepang dengan motor arab.
kakaknya mnjawab kta ayah mtor jepang itu canggih-cangih.
adek, ah salah.
Kakaknya sudah menjawab berkali-kali tapi tetap masi salah.

kata ade, nyerah ga kak.
Sang kakak, ya uda nyerah deh.

kata adek mnjawab dgn begitu kerasnya, jadi gini kak bedanya, kalau motor jepang itu YA MAHAA
kalau motor arab YA MAHMUDDD.

sang sopirpun mnoleh kebelakang melihat tingkah laku mereka.
Kata pengasuhnya sudah kalian diam jangan berisik.
he. . .

ingin skali bersua dengan mereka,cuma hanya bisa bicra dalam hati sudah tidak apa-apa dek lanjutin ajah.
Dan bisa tersenyum melihat tingkah laku mereka.

dunia anak-anak slalu merasa gembira dengan canda rianya tanpa memikirkan kondisi sekelilingnya,bermain dengan cara mereka masing-masing.

betapa mendpatkan pelajaran dari mereka.
Bergembira lepas sangat diperlukan dan dirindukan.

jadi bergembiralah dengan lepas seperti dunia mereka.
. . . .:)

Maujud

Nurani itu hakikat khtam
Pertama terang di laut dalam
Menjadi makhluk sekalian alam
ltulah bangsa Hawa dan Adam

Tertentu awal suatu cahaya
ltulah cermin yang mulia raya
Kelihatan di sana miskin dan kaya
Menjadi dua, Tuhan dan saya

Nurani itu terlalau zhhir
Bernama Ahmad dari cahaya stir
Pancarnya alam keduanya hadir
Inilah makna awal dan akhir

Awal dan akhir asmanya jarak
Zhhir dan batin rupanya banyak
Sungguh pun dua ibu dan anak
Keduanya cahaya dari sana nyarak

Hidup ini Butuk Kesabaran

Di suatu sore, Seorang Anak datang kepada Ayahnya yang sedang membaca koran.

“Ayah, ayah” kata Sang Anak

“Ada apa?” tanya Sang Ayah

“Aku capek, sangat capek. Aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek, aku mau menyontek saja! aku capek, sangat capek.

Aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! Aku capek, sangat capek.

Aku capek karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung, aku ingin jajan terus!

Aku capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati.

Aku capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman-temanku, sedangkan teman-temanku seenaknya saja bersikap kepada ku.

Aku capek Ayah, aku capek menahan diri. Aku ingin seperti mereka. Mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis.

Kemudian sang Ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ”Anakku ayo ikut Ayah, Ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak.

Kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang. Lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” sang ayah hanya diam.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu-kupu, bunga-bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang.

“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? Padahal tempat ini begitu indah…”
” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”
” Itu karena orang-orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tahu ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya Yah? Alhamdulillah”
”Nah, akhirnya kau mengerti”
”Mengerti apa? aku tidak mengerti”
” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi.

Bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga, dan akhirnya semuanya terbayar kan? Ada telaga yang sangat indah. Seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? Kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”

” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”
” Ayah tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kamu tetap kuat. Begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu. Tapi, ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri.
Maka jangan pernah kamu gantungkan hidupmu pada orang lain,jadilah dirimu sendiri, jadilah seorang muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena tahu ada Allah di sampingnya. Maka kamu akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang. Maka kau tau akhirnya kan?”

” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini.
Sekarang aku mengerti. Terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”

Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya."Ketika Ikhwan Bersabar"

Money-Oriented, haruskah ?

sebuah dialog antara nenek kutu dan kutu :Pada suatu hari, nenek kutu berkata kepada kutu dan cucu-cucunya yang lain:

Nenek Kutu : “Mbok yah ada kek gitu cucu nenek yang jadi artis, biar bisa masuk tv.”

Kutu : “Emangnya kalau jadi artis pasti bahagia ya nek, berarti segala-galanya gitu ?”

Nenek Kutu : “Ya nggak begitu juga sih, tapi kan hidupnya pasti terjamin kalo bisa jadi orang kaya. Daripada kamu, senengnya jalan-jalan gak karuan. Malah ngabis-ngabisin duit aja.”

Kutu : “Kutu kan gak sekedar jalan-jalan Nek. Di sana Kutu mempelajari ba
gaimana berinteraksi dengan alam, mempelajari budaya lokal di sana, sekalian nyari informasi buat majalah Kutu.”

Nenek Kutu : “Majalah? Emang kamu bisa bikin majalah? Laku gak?”

Kutu : “Iya dunk Nek, tapi majalahnya gak dijual, tapi dibagiin gratis gitu di Internet.”

Nenek Kutu : “Lho, truz gak ada duitnya donk? Ngapain kamu capek-capek ngerjain itu kalau gak ada duitnya?”

Kutu : “Ini kan proyek amal Nek, Toh Kutu nyaman koq Nek ngelakuinnya. Prinsip Kutu, kalo cari duit yah kerja beneran, nah sisa waktunya harus kita gunain buat berbagi untuk sesama.”

Nenek Kutu : “Terserah kamulah …”

Mungkin banyak di sekitar kita atau bahkan kita sendiri yang berpikir bahwa uang adalah segalanya, tapi sadarkah kita bahwa banyak yang lebih berharga dari itu. Persahabatan, wawasan yang luas, dan kesenangan berbagi dengan sesama manusia adalah beberapa contoh hal yang gak bisa kita dapat begitu saja dengan uang …

Jangan kau terpedaya dengan nikmat duniajanga terlena dgn tipu dayanya
yang tawarkan kenikmatan maya semata
yang bisa bikin kita gelap mata
terlena dan terpedaya pikiran kita pusing dibuatnya...

Mencari Sebuah Arti

Menyelami makna, menelusuri arti setiap perjalanan ini
Walau terkadang sulit ku pahami apa yang terjadi
Dan hikmah itu tak jua ku temui
Jika saja angin mampu membawanya pergi
Kan ku titipkan pinta pada Sang Ilahi
Mungkin ketenangan kan ku temui
Hingga rindu ini terobati

Ya Allah…
Kuasa Mu melebihi segala…
Hingga tak satu makhlukpun mampu meraja
Ketetapan-Mu adalah hal yang nyata
Walau asa tak selalu sama

Ya Rabb…
Ketika ku tak pernah membayangkan, Namun Kau yang mengijinkan
Ketika ku tak pernah meminta, Namun Takdir-Mu mempertemukan
Saat ku tak pernah mengharapkan, Namun Kau memberikan
Saat tak pernah ku rencanakan, Namun Kau yang menskenariokan

Ya Rahman…
Jikalah aku harus mengerti
Izinkan ku ketahui, apa maksud-Mu selama ini

Rabbi…
Izinkan ku mencari jawaban itu
Melalui malam-Mu dalam setiap sujud ku
Melalui tilawah ku dalam Ridho-Mu
Saat rindu ini menyelubungi qalbu
Bersama antrian doaku sepanjang waktu…

PANDANGAN WAKTU

Waktu adalah waktu...
kendalikanlah waktu...
atau kau akan tertinggal...

Waktu, adalah pedang waktu...
gunakan! atau anda akan terpenggal...

Waktu,
Dia bersumpah deminya,
demi waktu,
aku, kamu, kalian, dia dan mereka...
berada dalam kerugian...

Kecuali,
dengan amal shaleh,
saling mengingatkan kesabaran,
dan kebenaran...

Batas usia menjadi batas atletika,
semua atlet kalau sudah tua pensiun...
karena tidak ada boleh atlet itu tua,
kecuali atlet sebuah olahraga...
CATUR!!!

Kita tak punya apa-apa,
kalau kita tak punya keyakinan...

Igtanim khomsan qobla khomsin..
Sababaka qobla haromika...
Wasihataka qobla saqomika..
Waginka qobla faqrika..
Wahayataka qobla mautika..
Wafarogoka qobla suglika....

DEKATKAN.....

Saat ku lelah..
Mengais setiap asa dan harapan..
Ku temukan ketidak pastian..

Saat ku letih..
Mengejar ribuan mimpi-mimpi dan cita-cita..
Tapi yang ku peroleh di genggaman tak sesuai keinginan..

Saat ku terseok, berpeluh..
Mendaki setiap keinginan..
Tapi ku sedari aku masih berpijak di bumi..

Kembali ku kecewa..

Begitu banyak permintaan..
Begitu banyak harapan..
Juga begitu banyak kekecewaan..

Smuanya ku gantungkan pada-Mu,
Berharap Kau memberi semua yang ku pinta..
Menanti semua asa Kau jadikan nyata..

Saat Kau memberikan semua yang tak ku pinta..
Ingin ku marah, menuntut, dan menghujat pada-Mu..

Namun, aku tak boleh..
Aku hanya boleh terdiam, terpekur dan merenungi semua..

Dan ku dapatkan..

Hingga nafasku saat ini,
Semua telah Kau atur dengan demikian sempurna..
Hingga detak jantungku saat ini,

Semua yang Kau beri adalah yang terbaik dari sdua pilihan yang ada..
Hingga desiran darahku saat ini,
Semua langkahku begitu Kau jaga..
Dan hingga setiap detik yang ku lalui kini,
Kau senantiasa mengarahkanku ke arah yang terindah..
Jalan menuju suatu titik yang jauh lebih indah,
Jauh lebih manis dari semua yang ku pinta..

Kini ku sedari..
Kau tak memberi apa yang ku pinta,
Tapi Kau selalu memberi apa yg aku perlukan..

Rabbana..
Engkau Maha Tahu , betapa cinta dan sayangku padaMu selalu..
Dan akan selalu bertambah..

Dan aku pun tahu,
Kasih dan Rahmat-Mu padaku membumbung, melangit luasnya..

Karena ku tahu,
Bahawa terkadang Kau mengabulkan permohonanku
Dengan tidak memberikan apa yang ku pinta..
Kerana Kau tahu setiap petaka yang tersembunyi di balik keinginanku.

Aku Cemburu Seandainya Aku Tahu

Aku cemburu kepadanya yang memiliki hati setipis sutra,
yang jika dibacakan Qur’an kepadanya maka iapun menangis

Aku cemburu kepadanya yang kaya nan dermawan,
yang jika melihat kesusahan orang lain maka iapun memberi

Aku cemburu kepadanya yang miskin nan jujur,
yang jika digoda dengan harta haram nan melimpah maka iapun menolak

Aku cemburu kepadanya yang rupawan nan tawadhu’,
yang jika dipuji terus menerus maka iapun bersyukur kepada yang memberi

Aku cemburu kepadanya yang buruk nan tabah,
yang jika dihina terus menerus maka iapun bersyukur kepada yang memberi

Aku pun cemburu padanya yang kuat nan berwibawa,
yang mampu melindungi yang lemah dan melawan yang salah

Aku juga cemburu padanya sang pemimpin yang bijaksana,
yang mampu memimpin rakyatnya menuju kesejahteraan dan keadilan.

Aku cemburu kepada orang sakit yang selalu bersyukur
Aku cemburu kepada orang sehat yang mampu memanfaatkan waktunya
Aku cemburu kepada orang berilmu yang mampu membagi-bagikan ilmunya
Aku cemburu kepada orang sholeh yang mampu mengajak tetangganya untuk ikut mengumandangkan nama-Mu

Buat apa aku cemburu?
Aku cemburu karena merasa kurang mampu.

Allah melimpahkan kekuatan kepada mereka yang belum tentu aku bisa memikulnya
Aku takut menjadi orang yang dzalim jika diberikan kekuatan seperti mereka.

Apakah aku bisa???

Bacalah Jika Kamu Sahabatku

Sahabatku...

Ada saatnya bekerja...dan ada saatnya berlibur... Ketika bekerja....bekerjalah dengan baik Karena Allah Maha Tahu atas setiap jerih payah yang kita kerjakan Ketika berlibur...beristirahatlah dengan baik Karena badan kita bukanlah mesin yang apare part-nya diperjualbelikan Dan kalau kita sakit.... Maka seluruh yang kita miliki atas jerih payah tadi... Tidak lagi bisa kita nikmati...

Begitupun dengan rasa sedih dan gembira Sering datang silih berganti pada kita Itu manusiawi... fakta...dan realita Semua orang mengalami fase - fase yang fluktuatif dalam hidupnya Hanya saja ada yang bisa menutupinya. .. Ada juga yang tidak bisa...bahkan ada yang cenderung demonstratif

Sahabatku....
Jika suatu waktu kau merasa sedih... Jangan sedih berkepanjangan dengan tangisan dan himpitan perasaan Dada-mu kan terlalu sesak kau rasakan Tapi sebaiknya... kalau boleh aku menyarankan. .. Ambillah sapu tangan kesabaranmu. .. Tabahlah dalam menghadapi ujian hidupmu... Dan semua pasti kan berlalu....

Jika suatu waktu kau merasa ingin marah Tenangkanlah hatimu dan jangan ambil keputusan apapun Karena percayalah.. . Tidak ada keputusan yang baik yang diambil di saat kau marah Kemarahan dan kebencian sering menjerumuskan kita ke jurang penyesalan Dan jangan sampai... Amarah kita akan melukai hati orang lain... Jagalah perasaaan dan hati orang - orang di sekitar kita Niscaya yang lainpun akan menjaga perasan dan hati kita Coba kita renungkan... Berapa banyak orang yang hatinya pernah terluka karena amarah kita ? Apa mereka sudah memaafkan kita...??? Akankah dosa itu terus kita bawa ke alam sana...???

Jika suatu saat kita dimarahi.... Janganlah bermuram durja dan berputus asa Karena boleh jadi semua sebagai batu loncatan menuju kebesaran jiwa Terimalah dengan hati yang lapang dan terbuka Renungkanlah kesalahan kita Niscaya kan kita temukan hikmah dibalik peristiwanya

Sahabatku...
Jika suatu saat kau merasa jenuh dengan berbagai beban kerja Maka beristirahatlah sejenak.... Cucilah muka dengan air kesabaran dan kesungguhan Kita bukanlah boneka zaman yang diperbudak oleh target dan jabatan Karena semua itu suatu waktu pasti kan kita tinggalkan Semua hanya sementara... . Dekatkanlah diri kita pada Tuhan... Sesungguhnya kepada-Nya lah tempat kita kembali dan memohon kelapangan

Jika suatu waktu kau merindukan seseorang... Maka segera telpon lah... dan jangan kau tunda - tundakan Sebab boleh jadi esok hari kesempatan itu takkan datang Kau termanggu di depan nisan penyesalan Lihatlah sudut mata kerinduannya Tataplah senyum manis keikhlasannya Itulah kado terindah yang bisa ia berikan untukmu Jangan pernah anggap ini zaman edan Seolah semua egois dan tidak memiliki kepedulian Sebab boleh jadi kitalah yang miskin rasa kasih sayang Sudahkan kita memeluk kasih orang tua kita ? Sudahkah kita menyapa orang - orang yang kita sayangi di sekitar kita ? Sudahkah kita bertanya tentang kabar berita sahabat kita ? Kalau itu saja...,tidak kita lakukan.... Bagaimana orang di sekitar kita akan menyayangi kita ?

Jika suatu saat kau merasakan jatuh cinta... Berpeluh kerinduan dalam perjalanan hati yang terdalam Itulah kenyataan... bahwa kita mahluk yang memiliki perasaan Cinta yang dismbolkan dengan pertemuan Adam dan Hawa Tidaklah hanya terlahir di sebuah negeri dongeng Ia tidak mengenal berbagai perbedaan strata Ia hanya memiliki satu kamus bahasa Yang bisa dimengerti oleh orang - orang yang memiliki asa

Jika suatu saat takdir memisahkan kita Mungkin itu hanya sekedar perpisahan lahir semata Karena percayalah.. ..bahwa jiwa dan do'a kan selalu mengingatkan kita Mungkin aku hanya bisa mewariskan berlembar - lembar tulisan Tapi mudah - mudahan tulisan - tulisan itu memberi kenyamanan Untuk mengingat arti dan hakikat kehidupan serta kematian Kita berasal dari tanah atas izin Tuhan Dan kita akan kembali ke dalam tanah atas izin Tuhan jua Ada saatnya kita berjumpa...dan ada saatnya kita berpisah

Mesti mata tidak bisa melihatmu karena jarak dan waktu Tapi percayalah.. .. Di hati yang terdalam ini.... Tergores nama indahmu sebagai sahabat baikku ...yang pernah mengisi lembar sejarah dalam perjalanan waktuku Do'aku untukmu.... Tumbuh dan berkembang seiring mekarnya melati di taman hatiku Tersenyumlah. ..bergembiralah. ... Aku sangat bahagia diberi kesempatan untuk mengenalmu Inilah anugerah terindah yang diberikan Allah Yang Maha Indah pada hamba-Nya. Semoga kita menjadi hamba- hamba yang senantiasa ada dalam ridlo-Nya. Amin

Cinta tak Butuh Sebab

"Dalam satu kisah percintaan yang menarik. Sepasang suami isteri berjalan di tepi sebuah tasik yang indah. Kemudian mereka berhenti di sebuah bangku yang disediakan di tepi tasik. Kemudian si isteri bertanya kepada si suami.

Isteri : Mengapa abang menyukai saya? Mengapa abang cintakan saya?

Suami : Abang tidak bisa menjelaskan sebabnya, namun begitu abang memang menyayangi dan mencintai Sayang!

Isteri : Abang tidak bisa menjelaskan sebabnya? Bagaimana abang bisa bilang kalau abang sayang dan cinta saya sedangkan abang tidak bisa menjelaskannya.

Suami : Betul! Abang tidak tahu sebabnya tetapi abang bisa buktikan bahwa abang memang cinta Sayang!

Isteri : tidak bisa beri bukti! Tidak! Saya ingin abang jelaskan kepada saya sebabnya.

Teman-teman saya yang lain yang mempunyai suami, semuanya tau menerangkan mengapa mereka mencintai. Dalam bentuk puisi dan syair lagi. Namun sayang abang gak bisa menjelaskan sebabnya.

Si suami menarik nafas panjang dan dia berkata "Baiklah! Abang mencintai Sayang sebab sayang cantik, mempunyai suara yang merdu, penyayang dan perhatian sama abang selalu. Abang juga suka senyuman manis dan setiap tapak Sayang melangkah, di situlah cinta Abang bersama Sayang!"

Si isteri tersenyum dan berpuas hati dengan penjelasan suaminya tadi.

Namun begitu selang beberapa hari si isteri mengalami kecelakaan dan koma.

Si suami amat bersedih dan menulis sepucuk surat kepada isterinya yang disayangi. Surat itu diletakkan di sebelah ranjang sterinya di RS. Surat tersebut isinya ...

"Sayang!
Jika disebabkan suara aku mencintai mu… sekarang bisah engkau bersuara? Tidak! Oleh itu aku tidak bisa mencintai mu. Jika disebabkan kasih sayang dan perhatian mu aku mencintai mu… sekarang bisakah engkau menunjukkannya? Tidak! Oleh itu aku tidak bisa mencintai mu.
Jika disebabkan senyuman aku mencintai mu… sekarang bisakah engkau tersenyum? Tidak! Oleh itu aku tidak bisa mencintai mu.
Jika disebabkan setiap langkah aku mencintai mu…. sekarang bisakah engkau melangkah? Tidak! Oleh itu aku tidak bisa mencintai mu.
Jika cinta memerlukan sebabnya, seperti sekarang. Aku tidak mempunyai sebab mencintai mu lagi.

Adakah cinta memerlukan sebab? Tidak.
Aku masih mencintai mu dulu, kini, selamanya dan cinta tidak perlu ada sebab. Kadangkala perkara tercantik dan terbaik di dunia tidak boleh dilihat, dipegang. Namun begitu… ia boleh dirasai dalam hati

Sayang ... aku sayang ma kamu ...
kau peri yang menumbuhkan cintaku,,
kau peri yang memberikan kebahagiaan untuk ku,,
kau peri yang memberikan senyum untuk ku,,
kau peri yang ditakdirkan bersama ku,,,

Sayang .. bangunlah dari tidur panjangmu,
aku merindukanmu ...jangan salah pngertian...ini khusus untuk Suami&istri.he....he...

DIANTARA BARISAN NISAN

Sepi! Ketika embun-embun pagi masih menggelayut di antara ujung-ujung rerumputan yang kini kian rindang diantara berbarisnya batu nisan di pemakaman itu. Ketika pagi masih menyergap dingin yang semakin membekukan langkah kaki.

Hanya kerlingan mata yang mampu menyapu sekeliling hamparan lahan tandus yang kini mulai basah diterpa musim hujan di masa penghujung tahun ini.

Aku masih berdiri.

Bukan arena wisata yang aku harapkan, bukan pula kesendirian di puncak gunung Semeru yang aku impikan untuk sekedar mengisi waktu di penghujung dasawarsa pertama di abad ini. Seperti yang mereka semua rencanakan. Namun, cukup dengan sebuah kemampuan untuk melangkah lebih bijak, itupun aku kira sudah lebih dari cukup dari semuanya.

Untuk itu, pagi ini aku langkahkan kaki menuju sebuah tempat dimana orang-orang mulai melupakan mereka yang sebelumnya pernah mereka cintai. Sebuah tempat dimana orang-orang mulai membiarkan mereka yang sebelumnya pernah mereka sayangi kini terbujur kaku dan sendiri. Disana. Pemakaman yang akan menjadi terminal menuju babak baru yang telah lama semestinya kita ketahui.

Matahari pagi yang kini mulai menggeliat lemah dibalik awan di ufuk sana, ataukah hembusan angin yang kembali dingin, yang mengelus perlahan wajah ini ternyata tak mampu membuyarkan ingatan ini atas semua yang telah terjadi. Andaikah tak pernah ada langkah di esok pagi, mungkin semua akan bersisa dengan penyesalan atas segalanya. Dan aku merasakannya.

Bermuhasabah, membayangkan seandainya aku berada diantara mereka yang kini telah berada menunggu di alam sana. Aku menghentikan langkahku.

Sebuah makam yang terlalu kusam untuk dikatakan sebagai sebuah tempat peristirahatan kini membisu di ujung sana. Sebuah ukiran nama yang telah semakin samar tertulis dibalik tingginya ilalang yang menutupinya. Tak ada seikat bunga, tak ada sebuah bintang jasa. Hanya ada sebuah tanya, apakah bahagia dia yang mengisinya disana? ataukah justru siksa yang tengah dia derita? Wallahu'alam ...

Aku tertegun ...
Kerikil kecil mulai menghadang didepan sana.

Ingin rasanya aku berlari, melupakan segalanya dan menjauh darinya. Dari semua yang akan membawaku ke satu poros waktu menuju satu dimensi baru kehidupan barzah-nya. Kapanpun itu.

Namun dilain waktu, ingin rasanya aku justru berlari dan meraih semuanya lebih cepat dari seharusnya. Memasuki dimensi baru itu yang mungkin akan membawa diri ini terlepas dari semua keangkuhan dan ketidakadilan dunia.

Setiap jiwa memang akan merasakannya. Merasakan satu hal yang mereka sebut sebagai kematian itu. Setidaknya memang begitulah berkali Allah mengatakannya dalam firman-Nya. Dan akupun menyadari sepenuhnya.

Namun yang selalu menjadi pertanyaan bagiku adalah, mengapa meskipun aku tahu akan semua itu tapi tak jarang aku seakan melupakannya dan tak sedikitpun mengindahkannya.

Tak jarang aku justru melalaikannya dan membiarkan semuanya bagaikan air yang mengalir tak berujung dan tak berarah.

Aku masih berdiri. Diantara batu nisan yang berbaris rapi dan diantara ilalang yang semakin meninggi menutupi lahan tandus yang kini mulai basah oleh hujan tadi malam.

Perlahan aku menundukkan pandangku. Haruskah kubenamkan wajahku dalam rasa untuk berkata, "Betapa rapuhnya aku?". Semoga saja tidak.

Dan andaikan esok mentari pagi akan menari lagi, dan awan putih mengaraknya kembali menuntun langkah ini untuk kembali tertatih dan berlari. Kini aku harapkan untuk mampu berdiri dan berlari, bukan lagi menuju keremangan jiwa, namun menuju cahaya-Nya yang akan semakin menerangi jiwa. Melangkah dalam rahmat dan ridha-Nya.

Aku mengharapmu yaa RABB ...Untuk hidup yang lebih baik. InsyaAllah ...

SEDIKIT DARI KU UNTUK MU UKHTI

ALLAH menguji keikhlasan bila bersendirian
ALLAH memberi kedewasaan bila ada masalah
ALLAH melatih kesabaran dalam kesakitan
ALLAH tak pernah mengambil sesuatu yang kita sayang kecuali menggantikan dengan yang lebih baik

ya ukthi ...

Saat dirimu bersedih dan hanya mampu menangis, berbicaralah pada akalmu yang bersih,hatimu yang suci dan jiwamu yang jernih ‘JANGAN PUTUS ASA DAN JANGAN PULA KECEWA TETAPI OPTIMISLAH,SESUNGGUHNYA ALLAH BESERTA KITA,ALLAH AKAN MENOLONG KITA,ALLAH YANG AKAN MEMBERIKAN KEBAHAGIAAN KEPADA KITA DAN ALLAH LAH YANG MEMELIHARA DAN MELINDUNGI KITA’ .

Cukuplah kemuliaanmu dengan menjadi seorang muslimah.Bukan emas yang akan mempercantikkanmu,melainkan yang mempercantikkanmu adalah akhlakmu yang hasanah dan kekayaanmu adalah etikamu.

Firman Allah subhanahuwa taala: JANGANLAH KAMU BERSIKAP LEMAH,DAN JANGANLAH PULA KAMU BERSEDIH HATI,PADAHAL KAMULAH ORANG-ORANG YANG PALING TINGGI(darjat), JIKA KAMU ORANG-ORANG YANG BERIMAN- (surah Ali Imran ayat 139)-

jika ukhti telah melakukan ‘kekeliruan’ pada masa lalu jadikanlah hal itu sebagai pengajaran kemudian jangan ulang lagi sesudah mengambil pelajaran darinya.Perbaikilah dirimu maka Allah akan redho terhadapmu. Peliharalah hati dari menduakan Allah dan Rosul NYa.jagalah hubungan mu dengan Allah nescaya Allah akan menjagamu.Ingatlah!Air mata taubat adalah air yang paling suci,gembiralah dengan hidup ini kerana hidup ini indah dan jadikanlah ia hamparan bagi setiap kebaikan,beramallah untuk akhirat seiring dengan duniamu.

Katakan Pada Cinta

Bismillah.....

Yaa Allah...sampaikan satu kata pada cinta
Bahwa aku punya rasa.. bernama cinta
Maka sampaikan pada dia.. aku menanti cinta
Datang pada episode rasa
Hanya saja.. dia perlu tau satu harta

Ialah..CINTA
yang menyebabkannya jatuh cinta
yang memberinya rasa cinta.
yang mengukirkan cinta di sekeliling hidupnya
Yaitu Kau, Sang Maha Cinta
dulu.. hari ini.. dan di masa nanti

Katakan pula pada cinta
Untuk tetap memelihara diri
Menjaga hati
Bertutur suci dan lurus gerak diri
Agar kami temu.. dalam cinta yang sebenar-benar cinta

Katakan pada cinta
Makin aku memerlukannya
Karena peradaban kian gelap
Dan pelitaku.. pernah kutitipkan padanya
Semoga cinta tak lupakan
Karena cahaya itu.. kupesankan untuk dipelihara

Dulu..
Sejak Engkau tetapkan dari tulang rusuk cinta
aku harus tercipta
Katakan padanya
Cukup rindu kutanam dalam
Hingga ia datang dalam takdir pertemuan

Namun.. Yaa Rabb-ku..
Bolehkah kuminta pada-Mu
Untuk datangkannya
Meski tanpa kereta kencana
Dan tanpa alamat istana

Bila KAU mengutus cinta untuk menjemputku
Bekali ia ‘kekuatan iman’
Demi menemani fluktuasiku

Bawakan ia taqwa
Demi menemani kembang kempis ibadahku

Beri ia ‘gagah’
Demi menemani melankolisku
Lengkapi ia dengan peta surga
Demi membawaku kesana

Yaa Qahhar
Paksakan cinta untuk datang tanpa terpaksa

Yaa Waduud
Penuhi keranjang hidupnya dengan cinta

Yaa Hamiid
Hiasi ia dengan terpuji

Yaa Fattah
Bukakanlah baginya pintu terbaik
Yang kan mengantarnya untuk menemukanku.....

Mutuara Cinta

Agar cinta tidak menjerumuskan kita ke dalam lubang kehinaan, ada baiknya kita mengambil hikmah dari sumber-sumber islam dan perkataan para ulama berikut ini.

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji. (Hamka)

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. (Hanka)

Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya. Ar Rabi’ bin Anas (Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)

Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya. (Az Zuhd, Imam Ahmad)

Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya.Malik bin Dinar (Hilyatul Auliyaa’)

Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu. (Ali bin Abi Thalib)

Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai.(A’idh Al-Qorni)

Demikianlah beberapa kutipan dari sedikit tokoh-tokoh islam yang semoga bisa kita ambil hikmahnya. Semoga Allah memudahkan saya untuk menambah koleksi ini dan memberikan manfaat kepada pembacanya. . .Ingat prinsip ABC

A : Ambil yg baik
B : Buang yg buruk
C : Ciptakan yg baru

MUNAJAT

Maha kehidupan, kalau sungguh bagi-Mu aku dilahirkan
Bukakanlah hati, telanjangkan dada Dunia
Agar senantiasa dari padanya aku menyusu
Menghisap tenaga dari sumber-sumber yang murni.

Kupaslah Matahari dari kelopak wasangnya
Biar tak lagi berkedip dalam menatap dunia
Nyalang bagi harimau serta silau bagi gelita
Terbuka bagi asap dan bunga api waktu.

Ya Allah…..
Karena cinta Engkau meletakkan 2 malaikat di pundakku.
Dan Engkau pun berkata,
“Inilah pengasuh-pengasuhmu yang sayap-sayapnya bisa membawamu
terbang ke langit sekaligus berpijak di bumi”

Ya Allah….
Pada Muhammad Kau anugrahkan kemuliaan…….
Pada Sulaiman kau limpahkan keberadaan………….
Kau tunjukkan keindahan-Mu melalui Yusuf dan cinta kasih-Mu melalui Isa…….

Di hati kekasih sejati pun Kau tanamkan kema’rifan.
Kau jadikan bintang-bintang selalu bertasbih pada-Mu…………
Kau ciptakan pepohonan tuk berzikir pada-Mu……
Dan Engkau membuat binatang-binatang bersalawat pada-Mu.

Ya Allah……
Dalam sujudku, Ku usung berbagai harapan yang kan menenangkan batin ini.
Ya Allah….. Ya Robb…….
Segala rasa dan asa ku pertautkan kepada-Mu.

Ya Allah………
Kini malam telah tiba.......
Dan di atas sajadah Bumi ini, di bawah mihrab langit-MU
Dengan segenap ketulusan kuserahkan kegelisahan,
pemberontakan, dan rinduku pada-Mu.

Ya Allah……Ya Robb……..
Kapan lagi aku masuk ke arus sungai darah-Mu Jika tidak saat ini juga?????
Laut-Mu terlalu dalam untuk ku salami, tapi kelewat mengundang jika hanya ku pandang……..

Ya Allah……….Ya Robb………
Aku terlalu lelah berperang melawan nafsu dan kesia-siaan…….
Yang memburuku dan mengintai dari rongga jiwaku.
Izinkan saat ini juga, aku masuk ke pori-pori tubuh-Mu,sembunyi dalam urat nadi-Mu

Agar terhindar dari segala tembakan dan tarlepas dari segala jebakan.
Izinkan pula ku minum darah-Mu tuk menjadi darahku yang kan mewarnai detak jantungku.

HATI

hati...
relakanlah segala derita ini
tempuhilah segala onak ini
andai kau yakini kan bersatu
hati...
sungguh pun aku tewas
kerena engkaulah aku masih bertahan

kau bisikkan padaku...
inilah kebahagiaanku
inilah kehidupanku
inilah jua perjuanganku
kau sematkan kesabaran
kau kukuhkan keimanan
tatkala jiwaku dilanda kehampaan

hati...
yakinkanlah
cinta ini utk dimiliki
walau jasad ku tiada abadi
harumnya tetap hakiki.

ya ALLAH ya RABB..
walau seberat mana pun UJIAN yg hendak kau beri,
aku mohon pertolongan dr Mu untuk kau kuatkan imanku,
sabarkn hati ku...
kerana aku tahu UJIAN yg datang hanya untuk menguji
dan balasan atas DOSA2 yg pernah aku lakukan..
jika mmg salah ku,
aku bersujud pd Mu memohon ampunan,
kau yg maha kekal..

Tieihan Masa Esok

Yang di Cari,
WaLau bukan putri Raja,
biarlah putri Agama.

Yang di impi,
biarlah tak Punya rupa,
asal sedap di pandang mata,

Yang dinilai,
bukan sempurna sifat jasmani,
Asal sehat rohani & sempurna hati.

Yang di harap,
Bukan jihad pada semangat asal,
Perjuangannya ada matlamat.

Yang datang,
Tak perlu bidadari yg gemilang,
Karna ana ikhwan yg siLam yg Kelam.

Yang di nanti,
Bukan lamaran dengan permata,
Cukuplah dengan Akad & Janji setia.

Dan yang akan terjadi,
Andai tak sama kehendak hati,
Ridho dengan Ketetapan ilahi,
karna itulah ketentuan sejak Azali....

Rindu

rentangkan tanganMu
bersama datang malm
agar dapat kurebahkan kepala
pada bulan di lenganMu

hembuskanlah
nafas iman ke dalam sukma
agar dapat kuyakini
hidup dan kehidupan ini

Di gunung kucari Kamu
Di sini pun kucari Kamu
Di manakah kutemui Kamu
Untuk luluh dalam genggamanMu

bisikkanlah
ke manakah langkah mesti kubawa?
agar pasti akan bertemu
untukku tumpahkan rindu

Di lenganMu kutemukan cinta
di mataMu memancar makna
rindu ini tak tertahan lagi
untuk menangis di pangkuanMu

Cinta Membuatnya Terluka

Pernah ada satu kisah seorang gadis yang membenci dirinya sendiri bahkan semua orang yang disekelilingnya dia benci, kecuali kekasihnya yang selalu setia menemani dan memberikan dorongan semangat untuk hidup. Sebenarnya gadis itu cantik kekurangan yang ada dirinya cuman satu karena kedua matanya tidak bisa melihat. Dalam keseharian dirinya selalu meratapi hidupnya. Namun gadis itu sangatlah beruntung memiliki pujaan hati yang cukup sabar mendengar segala keluh kesahnya bahkan mampu menghibur dan membuatnya tersenyum. Kecintaan pada gadis itu bahkan dibuktinya dengan melamar tetapi sang gadis rela dinikahi bila sudah dapat melihat dengan sempurna.

Doa gadis itu akhirnya terkabul. Ada seseorang yang bersedia mendonorkan matanya. Betapa bahagia dirinya begitu menyaksikan dunia baru yang indah dan penuh warna. Kekasihnya juga ikut bahagia merasakan kegembiraan. Dia segera menagih janji gadis itu. 'Sekarang dirimu sudah bisa melihat dunia, Apakah kamu mau menikah denganku?' tanya kekasihnya. Gadis itu terguncang disaat melihat kekasihnya ternyata buta. Gadis itu kecewa dan menolak untuk menikah dengan pujaan hatinya yang buta. Sang kekasihnya dengan air mata yang mengalir, hatinya bagai tertusuk sembilu kemudian meninggalkan pesan disecarik kertas. 'Kekasihku, tolong jaga baik-baik mataku!'

Cerita diatas mengingatkan kita bahwa semakin dalam cinta kita pada seseorang maka semakin perih luka dihati namun luka itu juga mengajarkan tentang ketulusan dan pengorbanan demi kebahagiaan orang yang kita cintai, karena cinta yang hakiki bukan dilewati dengan pujian, cinta yang hakiki justru diuji dengan berbagai peristiwa yang menyakitkan yang membuat hati kita terluka. Allah Subhanahu Wa Ta'ala membentuk dan melatih kita melalui luka itu, bukan pada seberapa besar luka itu tetapi seberapa besar cinta yang kita miliki untuk menjalani luka itu. Kalau cintanya kecil, luka kecilpun menjadi beban yang berat. Namun kalo kita memiliki cinta yang besar, luka sebesar apapun maka kita lebih kuat menanggung luka dan derita yang kita alami, maka jadikan cinta kita semakin kuat melewati berbagai ujian dan cobaan yang memang harus kita lalui untuk meraih keridhaan Allah.

BERJALAN

Sampaikanlah pada ibu ku
aku pulang terlambat waktu
ku akan menaklukan malam
dengan jalan pikiranku
Sampaikanlah pada bapak
aku mencari jalan atas semua keresahan2 ini
kegelisahan manusia
Rataplah malam yang dingin
Tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki malam
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki keadilan
Berbagi waktu dengan alam
hakikat manusia
Tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki malam
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki keadilan
Akan aku telusuri
jalan yang setapak ini
semoga ku temukan jawaban

PERJALANAN

Perjlanan kehidupan penuh dengan hirup liku kesulitan

Pasang surt kcerian yang tampak
Terdapat jiwa yang rapuh didalam tubuh
Kerapuhan membuat senyuman seakan sirna

Kuatkan hati dengan sebuah keyakinan
Keyakinan itu seakan sulit untuk di dapatkan
Apa yang harus dilakukan untuk menempu sebuah perubahan

Perubahan yang menjadikan kebahagiaan
Kebahagiyaan yang selalu dinanti

Pasang surut hrupliku kesultan
Terjangnya masalah
Dalamnya kepilluan

Mungkin disitukah tersimpan hikmah yang dalam.
Cinta itu datang & hadir
belum tentu kau temui
semasa kau cari-cari


Tak semua cinta
menghadirkan sayang
tetapi setiap ada sayang
maka di situ pasti ada cinta


Cinta memang suci
cuma ada kalanya ia dinodai
oleh tangan yang mengotori
dengan nafsu yang tak bertepi


Cinta tidak mampu hadir
bersama benci
cinta tidak mampu pergi
melainkan kau mula rasa sakit hati


Cinta sejati tidak lesu dimamah masa
cinta sejati tidak rebah kala harta tiada


Cinta tanpa iman, cinta tak berpedoman
cinta bersama iman, cinta tuju bahagia
dan kemuliaan
Cintailah sesiapa jua yang kau serasi
tapi pastikan cintamu kerana Ilahi
hadirkanlah cinta siapa jua di hatimu
selagi cinta itu tidak mengusir
cintamu tehadapNya


Usah kau mengaku cinta terhadapNya
selagi kau belum ikuti Sunnah arRasulnya
kerana cinta yang sekadar ucapan di bibir
bukanlah cinta sebenarnya.
Ikhwanyg tangguh bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya….
Ikhwan yg tangguh bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran…..
Ikhwan yg tangguh bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa …
Ikhwan yg tangguh bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah…
Ikhwan yg tangguh bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan…
Ikhwan yg tangguh bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu…
Ikhwan yg tangguhi bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya…
Ikhwan yg tangguhi bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan…
Ikhwan yg tangguh bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca…

kembali bertanya…

” Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu... ?”

“Pelajari tentang dia…”

ia pun mengambil buku itu

“MUHAMMAD”, judul buku yang tertulis di buku itu

Subhanalloh...

DAMAI BERSAMA MU

aku termenung di bawah mentari
di antara megahnya alam ini
menikmati indahnya kasih-Mu
ku rasakan damainya hatiku…


sabda-Mu bagai air yang mengalir
basahi panas terik di hatiku
menerangi semua jalanku
kurasakan tenteramnya hatiku…


jangan biarkan damai ini pergi
jangan biarkan semuanya berlalu
hanya pada-Mu Tuhan tempatku berteduh
dari semua kepalsuan dunia…


bila ku jauh dari diri-Mu
akan ku tempuh semua perjalanan
agar selalu ada dekat-Mu
biar kurasakan lembutnya kasih-Mu…

SAHABATKU

Sahabatku...
Siapakah yang menciptakan dirimu
Dari tiada kepada ada
Tiada meniru dan tiada sekutu
Tanpa sebarang silap dan cela


Duhai sahabatku
Bukankah Yang Maha Mendengar sedia mendengar ritihanmu
sedia mendengar puji dan pujaan darimu


Merintihlah sahabatku
kepada Yang Maha Penyayang
Mintalah HidayahNya sahabatku
daripada Yang Maha Pemurah


Bersyukurlah sahabatku
Yang Memiliki segala kesempurnaan
Carilah ilmu sahabatku
untuk mengenali Rabb dan Ilahmu


song : OKTAF

CINTA DALAM HENING

Duhai gadis, maukah ku beritahukan padamu bagaimana mencintai dengan indah ?

Inginkah ku bisikkan bagaimana mencintai dengan syahdu..?

Maka dengarlah…!



Gadis, Saat ku jatuh cinta..

Tak akan ku berucap..

Tak akan ku berkata..

Namun ku hanya akan diam..



Saat ku mencintai, takkan pernah ku menyatakan.

Tak akan ku menggoreskan..

Yang ku lakukan hanyalah diam..



Aku tahu, cinta adalah fitrah..sebuah anugrah tak terperih..

Karena cinta adalah kehidupan.

Karena rasa itu adalah cahaya.

Aku tahu, hidup tanpa cinta, bagaikan hidup dalam gelap gulita..

Namun.. Saat rasa itu menyapa, maka hadapi dgn anggun.

Karena rasa itu ibarat belenggu pelangi, dengan begitu banyak warna.

Cinta terkadang membuatmu bahagia, namun tak jarang membuatmu menderita.

Cinta ada kalanya manis bagaikan gula,

Namun juga mampu memberi pahit yang sangat getir.

Cinta adalah perangkap rasa..

Sekali kau salah berlaku, maka kau akan terkungkung dalam waktu yang lama dalam lingkaran derita.



Kasihku … , Agar kau dapat keluar dari belenggu itu.

Dan mampu melaluinya dgn anggun..

Maka mencintailah dalam hening.

Dalam diam..

Tak perlu kau lari, tak perlu kau hindari.

Namun juga, jangan kau sikapi dgn berlebihan.

Jangan kau umbar rasamu.

Jangan kau tumpahkan segala sukamu..



Cobalah merenung sejenak dan fikirkan dgn tenang..

Kita percaya takdir bukan?

Kita tahu dengan sangat jelas...

Dia, Allah telah mengatur segalanya dengan begitu rapinya?

Jadi, apa yang kau risaukan?

Biarkan Allah yg mengaturnya,

Dan yakinlah di tangan-Nya semua akan baik-baik saja..



Cobalah renungkan...

Dia yang kau cinta, belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikmu..

Dia yang kau puja, yang kau ingat saat siang dan yang kau tangisi ketika malam,

Akankah dia yang telah Allah takdirkan denganmu?



Kasihku… , kita tak tahu dan tak akan pernah tahu..

Hingga saatnya tiba..

Maka, ku ingatkan padamu, tidakkah kau malu jika smua rasa telah kau umbar...

Namun ternyata kelak bukan kau yg dia pilih untuk mendampingi hidupnya?

Kasihku…, Karena cinta kita begitu agung untuk di umbar..

Begitu mulia untuk di tampakkan..

Begitu sakral untuk di tumpahkan..





Dan sadarilah gadis, fitrah kita wanita adalah pemalu,

Dan kau indah karena sifat malumu..

Lalu, masihkah kau tampak menawan jika rasa malu itu telah di nafikan?

Masihkah kau tampak bestari jika malu itu telah kau singkap..

Duhai gadis, jadikan malu sebagai selendangmu..

Maka tawan hatimu sendiri dalam sangkar keimanan..

Dalam jeruji kesetiaan..

Yah.. Kesetiaan padanya yg telah Allah tuliskan namamu dan namanya di Lauhul Mahfuzh..

Jauh sebelum bumi dan langit dicipta..



Maka cintailah dlm hening.

Agar jika memang bukan dia yg ditakdirkan untukmu,

Maka cukuplah Allah dan kau yg tahu segala rasamu..

Agar kesucianmu tetap terjaga..

Agar keanggunanmu tetap terbias..



Maka, ku beritahukan padamu,

Pegang kendali hatimu..Jangan kau lepaskan.

Acuhkan semua godaan yg menghampirimu..

Cinta bukan untuk kau hancurkan, bukan untuk kau musnahkan..

Namun cinta hanya butuh kau kendalikan, hanya cukup kau arahkan..



Gadis... yg kau butuhkan hanya waktu, sabar dan percaya..

Maka, peganglah kendali hatimu,

Lalu..Arahkan pd Nya..

Dan cintailah dalam diam..

Dalam hening..

Itu jauh lebih indah..



Jauh lebih suci…

Bunda Wanita Cahaya Syurga

kerlip bintang mampu menghapus putus asa itu….

matahari yang bersinar bisa menutupi kesedihannya…

senyumannya yang menyejukan jiwa, laksana bulan purnama bercahaya terang…

kesendirianku terhampus lembaran kebahagiaan yang dia berikan…

cahayanya bagaikan segumpal cahaya yang mampu menerangi seluruh alam…

tatapan matanya yang bersinar seperti air yang menampakkan wajah cantiknya…

setetes demi setetes air wudhu membasahai raganya…

doa demi doa menyiram hatinya…

ketika sayap-sayapnya terbakar,dia berusaha membuat sayapnya itu utuh!…

kesabarannya setia menemani hariku yang ceria….

dia yang selalu menyalakan cahaya-cahaya yang redup dalam hidupku…

dia selau menaruh sepotong harapannya agar dunia semakin bersyukur dan bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan terutama pada anak-anaknya…

dia yang selalu mengajarkan dunia untuk mngerti kingkungannya terutama pada anak-anaknya…

karena dia adalah wanita cahaya syurga yang selalu membuat kita mngerti apa arti dari saling menghargai dan arti dari saling membahagiakan

Penjual Minyak Wangi dan Pandai Besi

Allah menciptakan manusia dengan kecenderungan meniru orang lain, dan juga beradaptasi dengan lingkungannya. Jika seseorang ingin diterima di lingkungannya, tentu dia harus bersikap seperti kebanyakan orang yang ada di lingkungan tersebut. Maka sejak jauh hari Rasulullah saw telah berpesan kepada ummatnya agar hati-hati dalam memilih teman. Karena seringnya kita berinteraksi dengan seseorang secara tidak langsung akan membuat kita menyesuaikan diri dengan hal-hal yang disukainya dan terpengaruh dengan kebiasaan-kebiasaannya. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa teman merupakan cermin pribadi seseorang. Dengan kata lain, seseorang tidak akan jauh dari pribadi teman dekatnya.



“Permisalan teman duduk yang baik dan teman duduk yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap.” (HR. Al- Bukhari dan Muslim)



Berdasarkan hadits di atas dapat diambil pelajaran penting, bahwasanya bergaul dengan teman yang sholeh yang diibaratkan sebagai “penjual minyak wangi” mempunyai 3 kemungkinan, yaitu: dia akan berbuat baik pada kita, kita akan termotivasi untuk ikut berbuat baik, dan kita akan dikenal sebagai orang baik karena dekat dengannya. Sementara lawannya, bergaul dengan teman yang buruk yang diibaratkan sebagai “pandai besi” memiliki 2 kemungkinan: kelak, dia mungkin bisa berbuat jahat pada kita atau mengajak kita untuk berbuat dosa, kita dikenal sebagai orang buruk karena bergaul dengannya.



Beberapa dampak lain bergaul dengan teman yang buruk adalah:1. Memberikan keraguan pada keyakinan kita yang sudah benar, bahkan dapat memalingkan kita dari kebenaran.2. Menginspirasi kita untuk ikut berbuat dosa, padahal sebelumnya kita tidak terpikir tentang maksiat tersebut.3. Tabiat manusia, ia akan terpengaruh dengan kebiasaan, akhlak, dan perilaku teman dekatnya. Karenanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seseorang itu menurut agama teman dekat/sahabatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa ia bersahabat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 927)4. Teman yang buruk akan menghubungkan kita dengan orang-orang buruk yang dikenalnya

.



5. Teman yang buruk akan menggampangkan maksiat yang kita lakukan sehingga maksiat itu menjadi remeh/ringan untuk kita perbuat.



6. Karena berteman dengan orang yang buruk, kita akan terhalang untuk berteman dengan orang-orang yang baik/shalih.



7. Duduk bersama teman yang buruk tidaklah lepas dari perbuatan maksiat seperti ghibah, mengadu domba, dusta, mengumpat orang, dan semisalnya

.



Hm… tentu kita rindu dengan sambutan senyum hangat, jabat tangan, lalu ucapan salam “Assalaamu’alaikum..” setiap kali bertemu. Tentu kita juga rindu dengan wajah-wajah yang baru melihat senyumnya saja, sudah membuat kita merasa bersalah karena telah menggunjing orang lain, bukan semakin mengomporinya. Mengingatkan kita untuk bersegera memenuhi panggilan Allah saat adzan berkumandang, bukan menunda-nundanya. Menasehati kita ketika ada masalah dengan nasehat menyejukkan yang dulu juga pernah diberikan Rasulullah saw. kepada para sahabatnya. Mengajak kita mempelajari Islam lewat kajian-kajian, membuat kita malu lalu tergerak untuk segera beramal saat menyadari amalan mereka jauh di atas kita…



Ya, teman yang baik Insya Allah adalah mereka yang senantiasa mengajak kita untuk mengamalkan ajaran Islam yang isinya penuh dengan kebaikan.



Sobat, tanda seorang hamba dicintai Allah adalah ketika dijadikan mudah, ringan, senang untuk berbuat baik, dan susah diajak berbuat dosa. Salah satu perantaranya adalah dipertemukan dengan lingkungan yang baik, lalu dipertemankan dengan teman-teman yang shalih yang akan memotivasi dan mendekatkan kita pada kebaikan.



Maka sobat, jika selama ini ternyata kita justru merasa cocok dan nyaman bergaul dengan teman yang membuat kita lupa mengingat Allah, tidak takut melanggar larangan-larangan Allah… Insya Allah, sekarang belum terlambat untuk berdo’a dan berusaha agar Allah mempertemankan kita dengan “penjual minyak wangi” atau bahkan menjadi salah satu dari mereka ^_^ (Kie)

Harapan yang harus bangkit

Kata katamu mengapa sungguh menggelorakan Bagai busur panah yang terlepas, menusuk jantung jantung kami



Harapan itu masih ada....

katamu lagi Ummat ini harus bangkit

Al Ardhu Lana....

Al Ardhu Lana...

Wallahu biquwwatihi ma'ana

Ya, harapan itu masih ada....



Lihat-lihatlah matamu sedikit sekali terpejam Karena keteguhan itu ada didadamu

ku tatap engkau dalam-dalam Dan ku tak kan pernah berhenti mengagumi solihmu Pengorbananmu atas nama Qiyadah pada jundiyah Cintamu pada Rabbana

Bangkit, bangkitlah duhai yg mengaku cinta

Optimis bukanlah hadiah, perjuangkanlah!

hadapilah!

Yakinlah!

Inilah jalan lurus,meski ia penuh onak dan duri

Bukankah kita adalah pedang - pedang kebenaran Yang akan menghunus segala makhluk bernama kedzoliman

Bukankah kita adalah letupan letupan semangat & juang Yang akan mengalahkan segala lemah bernama keterpurukan



Lantangkanlah

Ini langkahku !!! terus melaju

Yang kan kuayun walaupun payah tak akan jera

Kan terus melaju Setegar karang bangkitkan smangatku

SURGA DAN AMARAH

“Barangsiapa tidak marah, maka ia lemah dari melatih diri. Yang baik adalah, mereka yang marah namun bisa menahan dirinya.” [Imam al-Ghazali, dari kitab Ihya’ Ulumuddin]

“Anjing! Dikira aku ini apaan.” Kalimat-kalimat kotor dan celaan sering kita dengar di sekeliling lingkungan kita. Entah karena spontan atau karena sudah kebiasaan. Tidak cukup sampai di situ, kadangkala, semburan kalimat-kalimat tidak pantas masih dibarengi dengan tindakan lain sebagai ekpresi amarah. “Brak!. Lihat saja nanti!, “ ujarnya sembari membanting pintu.

Contoh di atas adalah ekpresi dari rasa amarah seseorang. Amarah adalah sikap alamiah yang dimiliki manusia. Ekpresi amarah, bentuknya bisa bermacam-macam. Mulai yang ringan hingga yang berat.

Amarah sering terjadi pada tingkatan-tingkatan tertentu. Umumnya, sebagai ekspresi kekecewaan, kebencian atau bentuk dari sikap kaum kuat pada yang lemah. Misalnya; atasan pada bawahan. Tua pada yang muda, suami pada istrinya, kakak terhadap adiknya, begitu seterusnya. Pada level-level seperti, ekpresi amarah relative lebih cepat terjadi.

Meski salah, amarah sering juga dianggap sebagai bentuk dari sikap menjaga wibawa, gengsi atau harga diri. Meski dari ketiga itu adalah sama-sama dari bentuk kesombongan yang hinggap pada diri seseorang. “Sori, jika aku mengalah, itu membuktikan aku lemah. Aku harus melawannya, “ begitu kalimat yang sering meluncur pada hati orang-orang yang diliputi perasaan gengsi. Yang lebih parah, ketika menganggap amarah sebagai bentuk keberanian.

Sering kita lihat di sekeliling kita, bagaimana ketika dua orang yang sedang bertengkar justru semakin ganas dan semakin tidak terkontrol dikala sebagian orang justru sedang menengahi alias memisahkannya. “Jangan pegangi, lepas saja saya,” begitu ucapnya ketika sedang dilerai. Di hadapan banyak orang, ia seolah ingin menunjukkan ‘kekuatannya’ pada pihak lawan. Intinya, antara gensi, sombong dan amarah, bedanya ibarat sehelai rambut.

Karena itu, Islam lebih memuliakan orang-orang yang bisa mengendalikan diri dari rasa amarah di dadanya. Bahkan bagi yang mampu mengendalikan rasa amarah, Allah sendiri yang langsung menjanjikan kemuliaan padanya.

Rasulullah bersabda, “Man kaffa ghadhabahu kaffa Ilaahu’anhu adzaabahu wa mani’tadza ilaa rabbihii qabilallahu wa man hazana lisaanuhu satrallahu’auratahu.” [“Barangsiapa mampu mencegah kemarahannya, maka dicegah oleh Allah daripadanya akan azabNya. Dan barangsiapa yang meminta udzur kepada Tuhannya, maka Allah menerima udzurnya. Dan barangsiapa menjaga lidahnya [menahannya], niscaya Allah akan menutup auratnya]

Ibnu Umar berkata, “Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya neraka jahanam itu mempunyai satu pintu, yang tidak dapat dimasukinya, selain orang yang sembuh kemarahannya dengan perbuatan maksiat kepada Allah ta’ala.” [HR. Ibnu Abi Dunya dari Ibnu Abbas]

Selain itu, Rasulullah pernah bersabda, “Barangsiapa mampu menahan kemarahannya dan ia sanggup melaksanakannya, maka ia dipanggil oleh Allah di hadapan manusia ramai dan ia disuruh memilih, diantara bidadari yang dia kehendaki.” [HR. Ibnu Abi Dunya dari Mu’adz bin Anas]

Begitu pentingnya amalan menahan amarah, sampai-sampai Allah tidak segan-segan memberi ganjaran luar biasa baginya. Menurut Rasulullah, “Laa tahdzab wa lakal jannah.” (Janganlah marah bagimu surga).[HR. Bukhari]

Wanita Bisu, Tuli, Buta dan Lumpuh Yang Engkau Cintai...

Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat sebuah apel jatuh ke luar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah terbitlah air liur Tsabit, terlebih-lebih di hari yang sangat panas dan di tengah rasa lapar dan haus yang mendera. Maka tanpa berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang terlihat sangat lezat itu. Akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah apel itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin pemiliknya.

Maka ia segera pergi ke dalam kebun buah-buahan itu dengan maksud hendak menemui pemiliknya agar menghalalkan buah apel yang telah terlanjur dimakannya. Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja ia berkata, “Aku sudah memakan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya”. Orang itu menjawab, “Aku bukan pemilik kebun ini. Aku hanya khadamnya yang ditugaskan merawat dan mengurusi kebunnya”.

Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi, “Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini.” Pengurus kebun itu memberitahukan, “Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalanan sehari semalam”.

Tsabit bin Ibrahim bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orangtua itu, “Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa seijin pemiliknya. Bukankah Rasulullah Saw sudah memperingatkan kita lewat sabdanya : “Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka.”

Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba disana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata, “Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu sudikah tuan menghalalkan apa yang sudah kumakan itu ?” Lelaki tua yang ada di hadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, “Tidak, aku tidak bisa menghalalkannya kecuali dengan satu syarat.” Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu karena takut ia tidak bisa memenuhinya. Maka segera ia bertanya, “Apa syarat itu tuan?” Orang itu menjawab, “Engkau harus mengawini putriku !”

Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, “Apakah karena hanya aku makan setengah buah apelmu yang jatuh ke luar dari kebunmu, aku harus mengawini putrimu? ” Tetapi pemilik kebun itu tidak menggubris pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, katanya, “Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang gadis yang lumpuh !”

Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam hatinya, apakah perempuan semacam itu patut dia persunting sebagai isteri gara-gara ia memakan setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, “Selain syarat itu aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau makan !”

Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, “Aku akan menerima pinangannya dan perkawinannya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul ‘Alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta’ala”. Maka pernikahanpun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan usai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu, karena bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum.”

Tak dinyana sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi menjadi istrinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu, dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya.

Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. “Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada di hadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula”, kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berpikir mengapa ayahnya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya ?

Setelah Tsabit duduk disamping istrinya, dia bertanya, “Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa ?” Wanita itu kemudian berkata, “Ayahku benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah”. Tsabit bertanya lagi, “Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli. Mengapa?” Wanita itu menjawab, “Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan?” tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata, “aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya mengunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta’ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang bisa menimbulkan kegusaran Allah Ta’ala”.

Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat saleh dan wanita yang akan memelihara dirinya dan melindungi hak-haknya sebagai suami dengan baik. Dengan bangga ia berkata tentang istrinya, “Ketika kulihat wajahnya Subhanallah, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap”.

Tsabit dan istrinya yang salihah dan cantik rupawan itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke penjuru dunia. Itulah Al Imam Abu Hanifah An Nu’man bin Tsabit.

Baca dengan seksama,,ini adalah sebuah pembelajaran buat kita nanti kelak

Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.
Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.

***

Cinta itu butuh kesabaran…

Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???

Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..

Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..

Pernikahan kami sederhana namun meriah…..

Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.

Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.

Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.

Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu..

Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….

Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.

Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.

***

Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.

Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.

Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku…

Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.

Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…

Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…

Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.

Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.

Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.

Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.

Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.

Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.

Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …

“Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.

Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.

Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.

Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada
kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”

Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.

Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.

***

Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.

Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.

Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?”

Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”

Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?”

“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.

“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.

”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.

”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.

Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.

Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamiku sangat sayang padaku.

Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.

Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.

Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.

Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.

Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.

Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.

Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.

***

Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.

Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.

Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..

Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.

Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu..

Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..

Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.

Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…

Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.

Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.

Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.

Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.

Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.

Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.

Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..

Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..

Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.

Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.

***

Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.

Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?

Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus.

Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.

Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah.

Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.

Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.

***

Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.

Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.

Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.

Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.

“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.

“Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.

“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.

Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.

Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!”

Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.

Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.

Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..

***

Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..

Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.

Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.

Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.

Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.

“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.

”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..

Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.

Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?

“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.

Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.

“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.

Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.

Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“

MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..

Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau
kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.

“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.

Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.

”Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.”

Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.

Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”

Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”

Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.”

Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.”

”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.

Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..

Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?

Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“

Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.

Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.

Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.”

Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.

Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“

“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.

Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.

Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu.

***

Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.

Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku
save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.”

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.

“Apakah kamu sudah siap?”

Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :

“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.

Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?”

Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…

“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.

Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.

Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita liat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”.

Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.

Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.

Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.

Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.

***

Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.

Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku.

Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.

Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.

Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?

Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.

Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.

Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.

“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku”

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..

Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?”

Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.

Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?”

”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.

Lalu suamiku berkata, ”Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda”

Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.

Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.“

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.

Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.

***

Keesokan harinya…

Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.

Aku pun dilarikan ke rumah sakit..

Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..

Aku merasakan tanganku basah..

Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”

Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?

Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..”

“Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.”

Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.

Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.

Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..

Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..

Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.

Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.

Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.”

***

Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.

=====================================================

Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?

Aku dihina oleh mereka ayah.

Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?

Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..

Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah?

Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..

Aku diusir dari rumah sakit.

Aku tak boleh merawat suamiku.

Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.

Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.

Aku sangat marah..

Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan
ibunya..

Aku tak mau sakit hati lagi.

Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..

Engkau Maha Adil..

Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..

Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..

Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..

Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..

Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..

Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..

Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.

Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.

Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku.

Aku harus sadar diri.

Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.

Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?

Ayah.. aku masih tak rela.

Tapi aku harus ikhlas menerimanya.

Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.

Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.

Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.

Sebelum ajal ini menjemputku.

Ayah.. aku kangen ayah..

=====================================================

Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..

Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.

Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.

Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.

Bunda akan selalu hidup dihati ayah.

Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..

Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.

Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..

Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.

Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..

Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.

Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..

Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang.

Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.

Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?

Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?

Tunggulah Ayah disana Bunda..

Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..

Ayah Sayang Bunda..