Rabu, 29 Februari 2012

ABAH

ini adalah salah satu puisi yang paling berkesan puisi karya Ratih Sanggarwaty tentang ayah.
dimana tugas dan tanggung jawab seorang ayah itu sangat luar biasa dimata ku, disamping ada seorang ibu yang slalu sangat menyayangi anak - anaknya inilah sosok seorang ayah :

ayah, kuingat ketika kau menungguiku lahir
kau mendampingi ibu
dalam bertaruh nyawa
kau seka peluh ibu
dan membisikkan kata "I Love You" di telinga ibu

dan ketika aku lahir
kau begitu bangga menjadi ayah
untuk pertama kalinya
kau lafazkan azan di telingaku
pada saat itulah aku menjadi Islam
karenamu, ayah

dan kini, ayah
aku telah baligh
kemarin aku terpana menatap diriku di cermin
inikah si bayi yang lucu dulu?
inikah si bayi yang sekarang telah sempurna menjadi perempuan
yang rahimnya telah siap menerima tugas suci
meneruskan tugas kehidupan
melahirkan khalifah-khalifah di bumi

dan pelan kuambil kain segiempat
kututupkan pada aurat rambut dan leherku
agar terjaga martabatku
agar sempurna keshalihanku
agar aku luput dari siksa kubur
agar doaku untukmu setiap malam
naik ke Arsy Allah

dan kau dimuliakan oleh-Nya
di dunia dan akhirat
karena kaulah yang pertama menjadikanku Islam
dengan kalimat syahadat dan azanmu
ketika ku lahir dulu

ya, kaulah yang berhak mulia di mata Allah, ayah...

Senin, 06 Februari 2012

Hidup Tidak Pernah Sampai di Sini

Sebenarnya saya belum usai merapal kisah yang ditulis oleh Donny Dhirgantoro melalui novel “2”. Tetapi beberapa paragraf ini sungguh bergejolak. :)

Sekali lagi semenjak Sang Pencipta menghadirkan diri ini di dunia nyata; sekali lagi, manusia memilih untuk bekerja keras atas apa yang ada di hadapannya, mengganti kata masalah menjadi tantangan. Berjuang, walau hasil yang didapat belum tentu terlihat, bekerja keras mengantarkan impian ke dunia nyata.

Manusia telah sampai di sini karena hidup tidak ada yang sempurna, hidup selalu melahirkan batas antara harapan dan kenyataan. Karena layaknya hidup adalah tantangan yang harus dihadapi dengan berani, dan setiap kita pun tahu, kita menjadi baik karenanya. Manusia tidak akan mencapai tingginya langit dan dalamnya samudera jika hidup adalah sempurna, karena hanya seorang pengecut mengharapkan hidup yang sempurna.

Hari-hari berarti, matahari berarti, dan bulan berarti.

Jangan pernah meremehkan kekuatan seorang manusia karena Tuhan sedikitpun tidak pernah. Entah sudah ke berapa kali kalimat itu membakar dada yang mendengarnya, menjadikan panas di setiap langkah dengan derapnya berpacu memenuhi lantai kayu gelanggang. Derap langkah dan kelebat tangan cepat dari urat halus yang terus bekerja keras menghunjamkan pukulan tajam. Atau, yang ratusan kali berusaha mengembalikannya. Bermula di gelapnya semburat biru subuh, berakhir di rona jingga senja, kadang matahari hanya selepas lewat di pandangan. Melatih harapan, dengan kerja keras membawa impian menjadi bukti dunia nyata. Berjuang di bawah langit sebuah bangsa besar yang sudah berjalan jauh dan tidak sempurna.

Hari berarti, matahari berarti, dan bulan berarti.

Setiap dari kamu adalah manusia, dan layaknya manusia, hidup tidak ada yang sempurna, tetapi di setiap doamu, kamu tahu, Sang Pencipta sedikit pun tidak pernah meremehkan kekuatanmu.

Setiap dari kamu sudah berjalan cukup jauh dalam hidup, tetapi setiap dari kamu masih ada perjalanan yang harus kamu tempuh. Langkah kaki kita sudah berjalan cukup jauh untuk sampai di sini, tetapi kita selayaknya percaya kalau masih ada langkah untuk berjalan lebih jauh lagi.

Karena hidup tidak pernah sampai di sini.

Karena untuk hidup dan melangkah adalah sebuah anugerah, tetapi untuk terus hidup dan terus melangkah lagi, bekerja keras untuk setiap impian adalah luar biasa.

Karena hidup tidak pernah sampai di sini.

Karena semenjak ada di muka bumi ini, dalam hidup manusia telah saling membuktikan kepada manusia lain bahwa mimpi memang menjadi kenyataan, bahwa keajaiban itu ada. Bahwa dengan impian dan kerja keras manusia bisa…melakukan sesuatu yang kadang ia sendiri tidak menyangka ia bisa melakukannya, melakukan hal-hal yang jauh di luar kemampuannya, melakukan sebuah keajaiban.

(pg. 321-324)