Maaf.. aku tak ikut serta menyapamu
Bersama orang-orang yang membakar sumbu penyulut api
Yang melesat menyentak lalu mewarnai angkasamu
Menemani indahnya gemerlap bebintang dan sinar bulan
Maaf.. aku tak ikut mengelu-elukanmu
Bersama orang yang saling berpegang tangan dan menari bersama
Sembari menyaksikan dentum dan lengkingan irama konser khusus untukmu
Sembari meniupkan terompet penghormatan yang riuh menyambutmu
Aku lebih memilih di sini
Mencoba membakar setiap sumbu-sumbu dosa dan khilaf
Berharap semua melesat memenuhi angkasamu
Membiarkan mereka meledak lalu berpijar gemerlap
Lalu seketika itu juga gugur ditiup angin dan ditelan awan
Aku lebih memilih di sini
Bersama secarik kertas usang dan sebatang pena
Menggenggamnya erat, lalu menari bersamanya
Meneruskan barisan puisi yang tak mengenal titik
Menuliskan nada-nada lagu rindu, lagu tentang mimpi
Sesekali menghentakkan ujung pena, mencari ritme
Lalu melanjutkan goresan gambar sketsa hidupku.. juga matiku