Maafkan jika langkah kakiku terlalu lamban, hingga tak mampu mengimbangi langkahmu..maafkan jika peluhku tak menetes–tak sebanding dengan peluhmu..maafkan jika air matamu tak dapat kuhapus–hingga kau tertatih dan menyeka air matamu sendiri..maafkan jika pundakku terlalu lemah–hingga kau harus memberi tenaga lebih dalam menempuh perjalanan ini..maafkan semua kekuranganku dalam perjalanan indah ini..maafkan semua kelambananku dalam wisata termahal ini..maafkan semua ketidakmampuanku dalam perjuangan manis ini..sungguh, doaku selalu dan akan selalu ada..ada atau pun tidaknya aku, perjalanan ini akan tetap indah, karena, hanya kaki-kaki pilihan yang mampu berpijak di tanah berduri ini..hanya pundak-pundak kokoh yang mampu bertahan di medan penuh cercaan ini..hanya hati-hati yang akrab dengan Rabb nya yang mampu untuk tetap tegak dan melangkah di tengah pahitnya perjuangan..selamat berjuang...
Rabu, 21 September 2016
Rabu, 20 April 2016
Mengulas Tahun
Sudah 25 tahun ya..Sudah seperempat abad…
Jika umur ini adalah sebuah perahu yang kita tumpangi, maka ketika kutolehkan pandangan ke belakang, ternyata perahu ini hanya seperti bergerak sejauh 25 inci saja. Hanya bergeser sedikit saja dari dermaga yang kusebut “kelahiran”. Saat kucoba mencelupkan wajah, aku sadar. 25 inci tadi begitu dalam. Tak terlihat dasarnya. Namun pekat oleh kotoran. Hitam memenuhinya hingga ke dasarnya yang tak terhitung. Tak terhitung ikan-ikan yang terluka bahkan sekarat di sana. Salah satu ikan yang sekarat itu, dengan sisa-sisa tenaganya, menghardik keras, “ini semua adalah dosa-dosamu!!”
Aku tersentak. Tersedak air yang asin bercampur pahit itu.
“Tuk..tuk..tuk”, tiba-tiba pinggiran perahu dipatuk angsa. Ada sepasang angsa berenang mengiringiku. Salah satunya berkata, “Walaupun dosa sedalam lautan, ingatlah, ampunan-Nya melebihi luasnya langit dan bumi”. Lalu dengan anggunnya ia terbang. Angsa yang satunya lagi menambahkan, “Lanjutkan saja pelayaranmu. di depan, samudera tak bertepi harus kau lalui. Bahkan bukan tak mungkin dirimu terbang mengangkasa menggapai semua mimpi-mimpi.” Lalu ia pun terbang tak kalah anggunnya.
Aku tersentak. Lalu tersadar.
Benar juga. Jika umur adalah sebuah perahu. Maka ia harus melaju. Bahkan bukan tak mungkin untuk mengangkasa.
Ternyata baru 25 tahun ya….
Baru seperempat abad. . . .
Langganan:
Postingan (Atom)